Anda sudah mulai muak dengan nasihat tentang keluar dari zona nyaman? Sama saya juga. Saya tidak berniat untuk mengglorifikasi proses ini. Agak sulit sebenarnya bilang kalau saya sudah keluar dari zona nyaman, karena zona yang saya tinggalkan juga tidak nyaman-nyaman amat. Malah cenderung menyedihkan, jadi apanya yang bergerak dari zona nyaman hehe. Yang ada bergerak keluar dari zona tidak nyaman ke zona tidak nyaman lainnya.
Memang kondisi nothing to lose itu jugalah yang mendorong saya untuk keluar dari zona nyaman. Bukan hanya mendorong tetapi memaksa saya. Toh hidup saya juga tidak lebih baik sebelumnya. Kalau saya gagal saya juga sudah terbiasa dengan kondisi yang sulit. Yang terpenting bagi saya adalah menjaga harapan tetap ada. Sekecil apapun harapan itu.
Pribadi, saya lebih suka mengambil risiko yang terukur. Saya menghindari pilihan yang bold dan berisiko besar. High risk high return tidak menggoyahkan iman saya. Mengapa saya harus mengharapkan hasil yang lebih besar lagi kalau yang saya miliki saat ini sudah cukup besar. Pikiran-pikiran seperti ini pulalah yang membuat saya selalu terlambat mengambil keputusan. Imbasnya ya kondisi yang tidak nyaman tadi.
Jadi seiseng apa sih orang yang mau meninggalkan zona nyaman?. Senyaman-nyamannya zona nyaman, pasti ada yang membuat tidak nyaman sehingga harus ditinggalkan. Dan kita sering tidak jujur dengan ketidak nyamanan ini.
Senyaman-nyamannya zona nyaman, pasti ada yang membuat tidak nyaman sehingga harus ditinggalkan.
Ukuran nyaman atau tidak dalam konteks ini adalah urusan ekonomi. Orang yang mapan secara ekonomi dianggap hidupnya nyaman. Padahal memang demikian, *aduh*. Orang yang sudah mapan secara ekonomi mungkin akan merasa tidak nyaman karena hal lain. Bagi saya yang belum mapan ekonominya tidak akan mengerti ketidak nyamanan apa di luar tentang ekonomi. Nanti saja saya ceritakan kalau saya sudah mapan.
Apakah jargon keluar dari zona nyaman masih relevan?. Kayaknya kalau penafsirannya seperti yang kita bahas tadi masih relevan. Karena dari tadi kita ngedumel mengkritisi diksinya saja.
Saya kira rasa ketidaknyamanan ini juga sama dengan apa yang orang sebut sebagai goal atau purpose. Mantra sakti para founder start up. Ya mungkin para pendiri game changer ini punya standar ketidaknyamanan yang berbeda. Tidak hanya melulu masalah ekonomi.
Faktor lain yang mendorong untuk keluar dari zona nyaman adalah keyakinan bahwa akan ada kenyamanan lain di luar yang kita capai sekarang. Selalu ada trade off. Akan ada imbalan dari apa yang kita korbankan. Ketika kita mengorbankan “kenyamanan” kita saat ini untuk mengejar kenyamanan lainnya.
Tidak ada yang spesial dari so called keluar dari zona nyaman. Kadang itu hanya survival mode semata. Sesederhana karena sudah tidak ada pilihan lain. Jadi apakah anda sudah siap untuk mencoba ketidaknyamanan yang lain?. Salam!