Power BI adalah software visualisasi data favorit saya. Bagian yang paling saya sukai adalah fiturnya yang lengkap dan interface yang mudah digunakan. Selain itu ada alasan lain yaitu Power BI cukup ringan bahkan untuk dijalankan di laptop kentang milik saya. Dari fiturnya yang banyak tadi Shape Map dan Filled Map menjadi salah satu yang paling saya sukai. Dan terus terang saya butuh waktu yang lama untuk mengutak-atik fitur ini hingga saya akhirnya mengerti bagaimana menggunakan fitur tersebut. Hmm.. Kok jadi terdengar kontradiktif ya, mudah tapi kok butuh waktu yang lama untuk menguasai?. Oke lupakan yuk kita mulai saja tutorial membuat Shape Map dan Filled Map di Power BI.
Shape Map vs Fillled Map
Sebelum kita masuk ke tutorialnya mari kita pahami dulu perbedaan antara Shape Map dan Filled Map. Dengan mengetahui perbedaannya nanti Anda juga akan lebih mudah mempelajari dan mencari bahan pembelajaran lain di Internet. Supaya lebih mudah kita bahas dulu yang Filled Map.
Filled Map adalah visualisasi data menggunakan peta dimana data ditunjukkan dengan mengarsir daerah tertentu dengan warna. Nanti visualisasinya bisa menggunakan warna yang berbeda, atau menggunakan warna yang sama tapi ketebalannya berbeda. Pada visualisasi data Filled Map semua peta ditampilkan. Tapi hanya daerah yang memiliki data yang akan diarsir. Sedangkan Shape Map sama seperti Filled Map hanya saja kita bisa memilih peta mana yang akan ditampilkan. Jadi tidak semua peta dunia ditampilkan, dan di Shape Map tidak menampilkan laut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di gambar di bawah.
Mengenai pemilihan mana yang akan kita pakai Shape Map atau Filled Map menurut saya sih sama saja. Tapi jujur Shape Map lebih menarik untuk dijadikan dashboard dibandingkan Filled Map. Karena tingkat kesulitannya membuat dua visualisasi data ini juga berbeda maka saya sendiri tidak mau membatasi mengenai penggunaan kedua jenis map ini.
Tutorial Shape Map
File Geospasial
Sebelum Anda membuat Shape Map Anda membutuhkan file geospasial. File geospasial ini bisa Anda temukan di internet. Untuk file geospasial Indonesia bisa Anda unduh di sini . Untuk bisa mengunduh file geospasial ini Anda harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Tenang saja karena registrasinya gratis. Setelah Anda mendapatkan email konfirmasi Anda bisa langsung log in. Data Yang disediakan di situs ini adalah shapefile peta Indonesia dibagi berdasarkan kabupaten. Untuk data per provinsi Anda bisa coba cari di internet. Sejauh ini saya baru menemukan data geospasial dari DKI Jakarta saja, silakan unduh di sini. Sayangnya baru DKI Jakarta dan beberapa provinsi saja yang mempunyai data seperti ini. Semoga ke depannya lebih banyak lagi provinsi yang menyediakan shapefile secara gratis.
Mapshaper.org
Setelah Anda mendapatkan shapefile yang Anda inginkan Anda tidak bisa langsung bisa menggunakan data geospasial tersebut di Power BI. Power BI membutuhkan data geospasial yang disebut shapefile. Untuk mengonversi data geospasial yang sudah Anda download anda bisa menggunakan mapshaper.org . Beruntung sekali ada orang baik yang menyediakan layanan seperti ini dengan cuma-cuma. Anda perlu mengunggah file Anda ke mapshaper kemudian ada beberapa hal yang perlu Anda rubah. Lengkapnya seperti Langkah-langkah di bawah ini.
- Upload data geospasial ke mpashaper.org. setelah diunggah klik import.
- Klik console, kemudian akan muncul console di sebelah kiri. Pada console ketik info kemudian enter
- Pada bagian Projection pastikan memiliki nilai “wgs84” apabila belum Anda bisa mengubahnya dengan cara mengetik “proj wgs84” kemudian tekan enter. Saya merekomendasikan untuk melakukan langkah ini meskipun Anda sudah mendapatkan nilai projection wgs84 sebelumnya.
- Klik export dan pilih TOPO JSON kemudian simpan file hasil export Anda.
- Selain TOPO JSON jangan lupa untuk mengekspor file CSV karena Anda akan membutuhkan keymap. File CSV yang Anda unduh akan memiliki nilai tersebut.
Tutorial shape file di Power BI
Setelah Anda mendapatkan file TOPO JSON Anda bisa mulai masuk ke Power BI. Pertama siapkan data Anda. Anda perlu menambahkan keymap ke dalam data Anda. Keymap ini bisa Anda dapatkan dari file CSV yang Anda eksport dari mapshaper. Sebelum Anda bisa menggunakan Shape Map di Power BI Anda harus mengaktifkannya dulu. Caranya dengan mengubah setting and option di power BI. Setelah itu pilih preview features dan cek lis Shape Map visual.
Setelah itu Anda perlu me-restart Power BI Anda. Akan muncul Pilihan tambahan di visualization yaitu Shape Map.
Jangan lupa Data Anda harus mengandung keymap dari file TOPO JSON yang Anda gunakan. Jika data Anda sudah siap klik Shape Map. Dan isikan data di field yang tersedia. Isikan data keymap Anda ke field Location. Sedangkan field lainnya bisa Anda sesuaikan sesuai kebutuhan. Untuk kustomisasi Anda bisa explore di bagian Format. Saya akan sertakan file contoh untuk Anda, silakan download di sini.
Secara default maka Power BI akan menampilkan peta benua Amerika. Tapi jangan panik inilah saatnya menggunakan file TOPO JSON yang sudah Anda persiapkan. Pada Tab format pilih Shape. Ganti map dengan custom map dan pilih di mana Anda menyimpan file TOPO JSON yang sudah Anda persiapkan. Power BI akan memuat file Anda. Ini akan memakan waktu yang cukup lama tergantung dengan kompleks tidak file Map Anda dan tentu saja kemampuan dari laptop/PC yang Anda gunakan. Saya pernah coba memuat peta Indonesia dengan seluruh kabupaten dan berujung eror.
Anda juga mungkin akan mendapati peta yang tidak beraturan bentuknya. Tidak seperti yang ditampilkan pada mapshaper. Ini biasanya disebabkan karena Projection yang tidak sesuai (baca lagi bagian mapshaper). Permasalahan seperti ini biasanya akan terselesaikan jika Anda sudah projection ke wgs84.
Tutorial Filled Map
Berbeda dengan Shape Map yang harus mempersiapkan file TOPO JSON, Filled Map tidak perlu file seperti ini. Di Filled Map Anda hanya butuh kode daerah yang berlaku internasional. Untuk Indonesia yang berlaku adalah ISO-3166-2:ID Anda bisa melihat data ISO secara lengkap di web ini. Sayangnya saat ini hanya tersedia kode ISO untuk level provinsi. Jika data Anda sampai level kabupaten atau lebih rendah lagi maka Filled Map mungkin tidak bisa mengakomodasi kebutuhan Anda.
Pada prinsipnya Filled Map hampir sama dengan Shape Map dalam hal kustomisasinya. Perbedaan terletak pada location, pada Filled Map Anda harus mengisi location dengan kode ISO yang berlaku. Selain itu di Filled Map Anda masih bisa menambahkan data lintang dan bujur (Latitudo. Longitude).
Kesimpulan
Kedua visualisasi data geospasial ini sangat menarik dan ternyata cukup mudah dilakukan menggunakan Power BI. Apabila Anda memiliki data set yang berhubungan dengan lokasi maka visualisasi ini akan sangat membantu Anda untuk membangun cerita tentang data Anda. Apakah Anda tertarik untuk mencobanya? Atau Anda punya saran dan kritik atas tutorial ini? Silakan tulis di kolom komentar, Salam!
Baca juga tulisan saya tentang Power BI dan Data Science yang lainnya.